Tuesday 2 March 2010

Lebih Pentih dari Hadiah

LEBIH PENTING DARIPADA HADIAH

Seorang laki-laki pergi ke luar negeri untuk bekerja dan
meninggalkan
gadis tunangannya tersedu-sedu. "Jangan khawatir, aku akan menulis
surat
untukmu setiap hari", katanya.
Selama bertahun-tahun laki-laki itu memang menulis surat untuk
tunangannya. Tetapi karena dia senang dengan pekerjaannya, dia
tidak
merencanakan untuk pulang dalam waktu dekat.

Suatu hari, dia menerima undangan pernikahan. Ternyata kekasihnya
akan
segera menikah. Dengan siapa ? Dengan tukang pos yang tiap hari
mengantar surat yang dia tulis. Jarak pemisah telah membuat hati
berubah.

Lelaki malang itu merenung, "Lho, apa salahku. Aku mengiriminya
surat-surat, coklat, dan bahkan bunga-bunga".
Ketika dalam suatu hubungan terjadi masalah, daftar barang-barang
yang
telah diberikan atau hal-hal yang telah dilakukan untuk seseorang,
akan
tiba-tiba muncul untuk dipermasalahkan. Kita akan berkata "Saya
telah
memberimu ini dan itu... Saya telah melakukan semuanya demi kamu".
Tampaknya cinta dapat dibuktikan secara mudah hanya dengan
pemberian
hadiah-hadiah dan perbuatan baik.

Namun, walaupun hadiah-hadiah itu penting juga, cinta memerlukan
hal
yang mendasar: KEHADIRAN. Kehadiran sang kekasih, kehadiran orang
yang
dicintai. Pengamatan saya terhadap anggrek ibu saya dapat dijadikan
contoh. Saat ibu saya pergi agak lama, bunga-bunga itu tampak tak
subur
dan banyak diantaranya yang layu. Tapi saat ia kembali hadir,
bunga-bunga itu mekar dengan indahnya. Padahal ibu saya tidak
melakukan
hal-hal yang luar biasa. Ia hanya memberikan banyak waktunya untuk
berbicara dan merawat mereka.

Saya kira, orang lebih memerlukan kehadiran perhatian dan
kepedulian.
Cinta secara fundamental adalah sebuah komitmen terhadap seseorang.
Kita
dapat mempunyai komitmen terhadap bisnis, pekerjaan, hobi,
olahraga,
maupun keanggotaan di klub, tetapi dapat dikatakan dengan tegas:
semua
itu tidak dapat mencintai kita. Hanya orang lain yang dapat
membalas
cinta kita, dan untuk itu, komitmen tertinggi sebagai manusia
adalah
memberikan waktu kita dengan orang yang kita cintai. Dan karena
manusia
memerlukan kasih sayang dan makanan, hadiah-hadiah material hanya
dapat
- secara terbatas - membantu untuk mengembangkan cinta. Tapi itu
semua
tidak dapat menggantikan kehadiran pribadi, yang merupakan hadiah
terbesar!

Martha sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dia yakin harus bekerja
keras,
karena ia mencintai ayahnya yang sedang sakit kanker. Dia harus
membeli obat-oabatan yang mahal. Saudara-saudaranya yang lain tetap
tinggal dengan ayah mereka hampir setiap saat. Mereka
memandikannya,
bernyanyi untuknya, menyuapi makan, ataupun sekedar menemani sang
ayah

Suatu hari Martha sakit hati. Dia mendengar sang ayah berkata
kepada
ibunya, "Semua anak-anak kita mencintaiku kecuali Martha".
"Bagaimana mungkin?", pikir Martha. "Bukankah aku yang bekerja
mati-matian untuk mendapatkan uang guna membeli semua obat-obatan?
Saudara-saudaraku bahkan tidak berbagi sebesar yang aku berikan".

Suatu hari, Martha pulang larut malam seperti biasanya. Dia
mengintip
untuk pertama kalinya, ke dalam kamar di mana ayahnya berbaring.
Dia
melihat ayahnya masih terjaga, maka dia memutuskan untuk datang
mendekat
di samping tempat tidur ayahnya. Ayahnya memegang kedua tangan
Martha
dan
berkata, "Aku merindukanmu. Aku sudah tidak punya banyak waktu
lagi.
Tinggalah dan temani aku". Dan itu yang ia lakukan, semalaman
ia tinggal menemani ayahnya, berpegang, menggenggam tangannya.

Pagi harinya martha berkata pada semua orang, "Aku mengambil cuti.
Aku
ingin menemani Ayah. Mulai saat ini aku akan memandikan dan
bernyanyi
untuknya". Sebuah senyum bahagia muncul menghias wajah ayahnya.
Kali ini
ia tahu Martha mencintainya.

** Seorang anak kecil memerlukan kehadiran orang-orang yang kita
cintai.
Orang dewasapun memerlukannya **

Semua Artikel dalam label "Tentang Wanita dan Cara Mendapatkannya" saya dapat dari indowebter

Related Post



Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 comments: on "Lebih Pentih dari Hadiah"

Post a Comment